1
Pada jaman dahulu kala ada seorang Raja bernama wora – wari, dia mempunyai wilayah kesukaan yang sangat luas namun masih di bawah pemerintahan kerajaan malowopati dengan Raja angling Darmo. Raja Wora – Wari walupun Raja Taklukan Angling Darmo Beliau termasuk Raja yang patuh dan sendiko dawuh terhadap Raja Angling Darmo. Raja Wora – wari selain disenangi Nayoko Projo di Malowopati ia juga di cintai kawulanya. Sebab ia bisa menciptakan daerahnya menjadi gemah ripah loh jinawi.
Namun dalam perjalanan waktu datanglah seorang Raja yang bernama Rojo Dengkol seorang Raja yang Adigang Adigung, ia selalu bikin onar, termasuk ia ingin merebut istri Raja Wora – wari. Karena Raja Wora – wari mempertahankan istri dan harga diri sebagai seorang Raja, terjadilah peperangan antara Raja Wora – Wari dan Raja Dengkol. Raja Wora –wari terbunuh dalam peperangan ini, akhirnya istri Raja Wora – wari menjadi milik Raja Dengkol walau sebetulnya istri Raja Wora – wari tidak mencintai Raja Dengkol sebab selain jahat ia juga berwajah jelek dan kakinya cacat.
Dalam keadaan terpaksa istri Raja Wora – wari menuruti yang dikehendaki rojo Dengkol dengan satu permintaan yaitu Rojo Dengkol harus mau menerima anak yang dikandungnya seperti anaknya sendiri, Rojo Dengkol menurutinya. Hari berganti hari, minggu pun berlalu, bulan menjadi tahun dan tahunpun telah berganti. Anak istri Raja Wora – wari telah menginjak usia remaja ia di berinama Bondan Kejawan dan dia telah mengetahui bahwa ayah kandungnya telah meninggal dunia karena dibunuh oleh Rojo Dengkol ayah tiriya.
Setelah tahu demikian Bondan Kejawan ingin membalas atas meninggalnya ayah kandungnya. Atas saran dan petunjuk bekas abdi dalem Raja Wora – wari Beliau adalah Raden Bagus Sujono, Bagus Alus dan Demang Kajangan maka disusunlah rencan untuk membunuh Raja Dengkol. Setelah diadakan musyawarah Akhirnya mendapat kata mufakat, hingga akhirnya Raja Dengkol dapat di taklukkan. yang menanklukkan adalah Ki Gede Mangsong berkat bantuan dari Raden Sujono.
Seiring waktu orang – orang yang bisa menaklukkan Rojo Dengkol dianggap berjasa oleh pemerintahan malowopati, orang itu diberi kamokten di keRajaan malowo pati. Dari kesekian orang itu ada satu yang tidak mau ia adalah Raden Bagus Sujono karena ia lebih memilih hidup dengan rakyat kecil sampai akhir hayatnya. Setalah meninggal daerah sekitar makam Raden Bagus Sujono di berinama “JONO” sampai dengan sekarang orang menyebut “DESA JONO”

Posting Komentar

 
Top